A. Mengenal Gereja Apakah ini? Mari Mendalaminya. I. Profil  Gereja : Katolik Paroki St Paulus l Alamat : Jl. Asrama No.4, Pulo Brayan Beng...

Mengenal Gereja dan Misdinar

 A. Mengenal Gereja


Apakah ini? Mari Mendalaminya.

I. Profil 

Gereja : Katolik Paroki St Paulusl

Alamat : Jl. Asrama No.4, Pulo Brayan Bengkel, Kec. Medan Tim., Kota Medan, Sumatera Utara 20241


II. Bagian Bagian Gereja

Gedung gereja terdiri dari beberapa bagian/ruang/tempat dimana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Kita lihat beberapa ruang/tempat yang biasanya dijumpai dalam gedung gereja Katolik.


      A . Altar

Adalah tempat dimana Imam memimpin perayaan liturgi. Tempat ini lebih tinggi dibanding dengan ruangan lain agar umat yang hadir mengikuti perayaan liturgi dapat melihat aktivitas yang terjadi, Altar mulai dari Tangga lantai Satu hingga ketas sudah bagian Altar.


Perlengkapan gereja yang ada di Altar :

1. Meja Altar

Yaitu meja besar untuk mengadakan Perayaan Ekaristi atau kegiatan liturgi lainnya.

2. Mimbar/Ambo

Yaitu tempat untuk melaksanakan Ibadat Sabda (bacaan-bacaan Kitab Suci), Homili, pendarasan Mazmur dan Doa Umat.

3. Sedilia

Yaitu tempat duduk (kursi) untuk pemimpin liturgi (Imam Selebran).

4. Meja Kreden

Yaitu meja kecil untuk menempatkan bahan persembahan (roti dan anggur) serta peralatan misa.

5. Tabernakel

Yaitu semacam lemari kecil, untuk menyimpan Sakramen Maha Kudus bagi keperluan orang sakit/viaticum atau kunjungan kepada Sakramen Maha Kudus.

6. Lampu Tuhan

Yaitu lampu merah yang menyala terus sebagai tanda bahwa dalam Tabernakel tersimpan Sakramen Maha Kudus.

7. Salib Besar

Yaitu Salib yang terpasang permanen di atas posisi Tabernakel menghadap ke Panti Umat.


       B. Panti Umat

Adalah tempat umat untuk mengikuti perayaan liturgi, terutama Perayaan Ekaristi. Perlengkapan gereja yang ada di Panti Umat :

1 Bangku dan tempat berlutut, atau kursi tempat duduk umat.

2. Patung Yesus, Bunda Maria dan Santo/Santa Pelindung.

3. Gambar 14 stasi Jalan Salib.

4. Tempat Air Suci di dekat pintu-pintu masuk.



       C. Sakristi

Yaitu tempat untuk persiapan Imam dan para asistennya mengenakan busana liturgi sebelum menuju ke Panti Imam guna melaksanakan perayaan liturgi.

Di Sakristi tersimpan benda-benda suci, diantaranya :

1. Buku-buku liturgi untuk berbagai upacara liturgi.

2. Busana liturgi untuk Imam dan petugas liturgi lainnya.

3. Peralatan liturgi untuk Misa, pemberkatan nikah, upacara kematian dll.

4. Lonceng, yang dibunyikan sebagai tanda perayaan liturgi akan dimulai.


        D. Ruang Pengakuan

Yaitu tempat untuk penerimaan Sakramen Tobat secara pribadi. Ruang ini terbagi dalam dua bagian, satu untuk Imam, dan satunya untuk Pengaku Dosa.

Dalam ruangan ini terdapat :

1. Kursi tempat duduk Imam.

2. Tempat berlutut bagi Pengaku Dosa.

3. Salib diatas/didepan Pengaku Dosa


B. Mengenal Misdinar


Putra Putri Altar 

I. Pengertian

Saat misa, seringkali umat melihat anak-anak usia 10 tahun hingga remaja usia 17 tahun memakai jubah dan berada di altar. Siapakah mereka? Ya, mereka adalah misdinar. Misdinar berasal dari 

1)Bahasa Belanda : misdienaar

2)Bahasa Inggris : Altar Boys

3)Bahasa Latin : Akolit

4)Bahasa Indonesia : Putera/Puteri Altar 


yang berarti asisten misa. Mereka adalah orang-orang yang membantu Imam saat mengadakan perayaan Ekaristi.


II. Sejarah Santo Tarsisius Pelindung Misdinar.

Santo Tarsisius Pelindung Misdinar


Pada awal mulanya, misdinar hanyalah anak laki-laki, sehingga disebut Putra Altar. Namun seiring berjalannya waktu, anak perempuan pun akhirnya diperbolehkan menjadi putra altar. Sehingga istilah yang digunakan adalah misdinar.


Santo Tarsisius lahir pada tanggal 15 Agustus sekitar tahun 250 di Roma. Setiap pagi, sebelum fajar ia sering melewati jalan-jalan dan lorong-lorong kota Roma ke tempat orang Kristiani berkumpul. Gua – gua bawah tanah, yang sebetulnya adalah kuburan, mereka gunakan sebagai tempat pertemuan. Tempat seperti itu dinamakan Katakomba. Yaitu sebgangn lurus panjang gelap dan ditutup oleh batu panjang. Mereka hanya berani berkumpul pada malam hari, karena agama mereka terlarang.


Pada zaman kaisar Valerianus, orang-orang Nasrani tidak diperkenankan untuk menerima sakramen (Tubuh Kristus) dan diharuskan untuk menyembah berhala. Bila tidak mau menyembah berha, maka akan ditangkap dan dibunuh. Pada suatu hari seperti biasa Tarsisius pergi ke Katakomba untuk mengikuti Misa. Pada saat itu Bapa Suci (Sri Paus) ingin mempersembahkan misa sendiri. Tapi hanya sedikit orang yang datang, karena kebanyakan dari orang Kristiani sudah ditangkap, adapula yang mengungsi ke luar kota untuk menyelamatkan diri. Tidak seperti biasa Tarsisius tidak langsung pulang, tetapi membantu untuk mengatur alat Misa. Saat itu Sri Paus mengeluh bahwa ada petugas penjara yang datang secara diam-diam. Dia bilang tawanan-tawanan Nasrani ingin sekali menyambut Tubuh Kristus sebelum dibunuh. Tetapi keadaannya tidak memungkinkan karena wajah Sri Paus sudah tidak asing bagi kebanyakan orang.


Maka dari itu Tarsisius memberanikan diri untuk memberikan sakramen kepada tawanan-tawanan tersebut. Pada pagi-pagi benar, Tarsisius berjalan menelusuri setiap Katakomba dan menuju penjara dimana para tawanan berada, dia membawa Hosti Suci dalam kotak emas dan dikalungkandengan tali pada lehernya serta menutupinya dengan toga yang ia pakai. Tetapi malang bagi nasibnya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan teman-teman sekolahnya, teman-teman mengetahui bahwa ia membawa sesuatu dari orang Kristiani, mereka meminta paksa dan Tarsisius menolaknya, sehingga Tarsisius dilempari batu, dipukuli dan ditendang sampai sekarat.


Tak lama kemudian ia bertemu dengan seorang prajurit yang kebetulan beragama Nasrani. Anak-anak itu pun lari pontang-panting karena teriakan prajurit itu. Setelah itu ia meminta tolong kepada prajurit tersebut untuk mengantarkannya kepada para tawanan. Setelah prajurit itu bersedia untuk membawa Hosti Suci, Tarsisius pun dibawa ke rumah orang Kristiani terdekat dan ditinggalkan, karena prajurit itu mau mengantarkan Komuni Suci secara diam-diam kepada para tawanan. Tak lama kemudian Tarsisius meninggal, lukanya terlalu parah. Ia dimakamkan di Katakomba Kalikstus, di Jalan Apia, dekat makam para Sri Paus.


Dari peristiwa tersebut maka Gereja memilih dia menjadi pelindung akolit(proakolit), karena telah mengorbankan hidupnya demi Ekaristi Kudus. Martir suci ini diperingati setiap tanggal 15 Agustus.



Penulis : LionHeart


0 komentar: